ANALISIS DAMPAK INFOTAINMENT
TERHADAP PERUBAHAN POLA PIKIR
DAN PRILAKU MASYARAKAT
(TINJAUAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI)
OLEH:
WIRZAINI
1720040023
wir_zaini80@yahoo.com
MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
DOSEN: Hj. RAHMANITA GINTING, MA, Ph.D
SEMESTER II TA 2017/2018
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2018
BAB I
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi
kepada khalayak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dewasa ini,
masyarakat diterpa beragam media massa untuk memperoleh beragam informasi.
Morisson (2013) menyatakan media massa memberikan
gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari
skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat
dalam skala yang luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang
telah ada sejak puluhan tahun yang lalu tetap digunakan hingga saat ini seperti
surat kabar, majalah, film, radio, televisi dan internet. McQuail (2000)
menyatakan media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau
massa dalam jumlah besar dan luas, menjadikan media massa memiliki kekuatan
yang kehadirannya sangat diperhitungkan. Peran media massa yang besar
menyebabkan media massa telah menjadi universality of reach, bersifat publik
dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.
Morisson (2013) menyebutkan karakter media tersebut
memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer
dewasa ini. Karakter media yang mampu menjangkau massa dalam jumlah yang besar
dan luas, menjadikan media massa memiliki kekuatan yang kehadirannya sangat
diperhitungkan. Salah satu media massa yang menjadi perhatian penting
masyarakat sejak kemunculannya pertama kali adalah media televisi (TV). Setiap
hari masyarakat diterpa oleh berbagai macam informasi yang disampaikan melalui
televisi.
Hal ini semakin dipertegas dengan fakta yang dapat kita amati bahwa hampir
seluruh rumah tangga di Indonesia telah memiliki televisi. Hingga, tak salah
jika kita menyebut bahwa televisi merupakan media yang tidak terpisahkan dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meluasnya televisi salah satunya
disebabkan oleh sifat televisi yang mudah dan murah untuk dikonsumsi. Untuk
menikmati konten televisi, seseorang tidak butuh literasi khusus seperti media
cetak yang mensyaratkan kemampuan baca. Konsumsi televisi juga dinilai efisien
biaya karena seseorang tidak perlu membayar biaya khusus seperti ketika
menonton film di bioskop.
Rahmanita Ginting (2017), Banyaknya stasiun televisi yang bermunculan mulai
dari stasiun televisi swasta nasional sampai pada stasiun televisi swasta
lokal, akan mempengaruhi pola menonton masyarakat kita dikarenakan pada satu
stasiun televisi saja bisa menayangkan hampir lebih dari dua puluh program
dalam satu hari. Dan hampir dari dua puluh program tersebut akan menghasilkan
dan mentransfer ribuan informasi kepada masyarakat.
Salah satu tayangan hiburan yang paling marak mewarnai televisi Indonesia
ialah tayangan infotainment. dilihat dari arti harfiahnya, infotainment
sebenarnya merujuk pada dua kata, yaitu information dan entertainment. Akan
tetapi, terdapat dua makna berbeda format antara di Indonesia dan di Amerika
Serikat. Di Amerika Serikat, terminologi infotainment merujuk pada berita yang disampaikan sebagai
hiburan (Creeber, 2001). Sedangkan infotainment di Indonesia lebih dipahami sebagai
informasi tentang hiburan yang sifatnya ringan, trivial, dan sensasional. Acara
yang sebagian besar isinya mengupas kehidupan selebritis itu pun identik dengan
acara gosip karena sifatnya yang ringan, berita-berita yang dimuat cenderung
sensasional, dan frekuensi penayangannnya yang tinggi.
1.2.
Rumusan
Masalah
Dari uraian
di atas dapat dirumuskan beberapa masalah:
1. Bagaimana dampak
infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat?
2. Bagaimana
upaya untuk mengatasi pengaruh negatif dari infotainment terhadap pola pikir
dan perilaku masyarakat?
1.3.
Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan adalah:
1.
Untuk
menganalisis bagaimana dampak infotainment terhadap pola pikir dan perilaku
masyarakat.
2.
Bagaimana
upaya untuk mengatasi pengaruh negatif dari infotainment terhadap pola pikir
dan perilaku masyarakat.
1.4.
Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita bagaimana
dampak yang ditimbulkan dari infotainment terhadap pola pikir dan perilaku
masyarakat dan apa upaya yang harus dilakukan jika terjadi dampak negatif dari
infotaiment tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Uraian
Teoritis
Tesis Postman mengenai dampak televisi bagi perubahan budaya masyarakat
tersebut tampak relevan jika kita berkaca pada apa yang dialami masyarakat
Indonesia. Seiring dengan munculnya berbagai stasiun televisi swasta yang
mengusung berbagai macam konten hiburan, tingkat konsumsi televisi masyarakat
Indonesia semakin meningkat, hingga kini televisi menjadi media yang paling
banyak dikonsumsi oleh konsumen media diIndonesia, sementara tingkat konsumsi
media cetak terus menurun (Nielsen, 2009).
Terminologi infotainment pertama kali dikenal dalam indutri televisi
Amerika Serikat pada tahun 1960-an (Gordon, 1999) Namun, seperti telah
disinggung sebelumnya, format tayangan infotainment dipahami secara
berbeda di negara asalnya, Amerika Serikat, dan diIndonesia. Di Amerika
Serikat, infotainment ialah
tayangan berita (news) yang dikemas dalam format hiburan.
2.2.
Analisis
Perkembangan dunia hiburan berkembang pesat di berbagai belahan dunia,
termasuk di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan stasiun
televisi menampilkan program-program yang menarik bagi pemirsa.
Infotainment merupakan salah satu program yang mewarnai televisi, bahkan
menjadi tayangan hiburan paling menarik di Indonesia. infotainment di Indonesia lebih dipahami
sebagai informasi tentang hiburan yang sifatnya ringan, trivial, dan
sensasional. Acara yang sebagian besar isinya mengupas kehidupan selebritis itu
pun identik dengan acara gosip karena sifatnya yang ringan, berita-berita yang dimuat
cenderung sensasional, dan frekuensi penayangannnya yang meningkat.
Manajemen media memang dituntut untuk memunculkan ide-ide kreatif mereka
dalam menayangkan program di televisi, program-program kreatif yang dapat
menaikkan rating. Akan tetapi mereka seharusnya juga mempertimbangkan
norma-norma, nilai-nilai dari siaran itu sendiri, jangan hanya bertujuan untuk
meraup keuntungan, namun di sisi lain terkadang mereka mengabaikan nilai dan
etika.
.
BAB III
3.1.
Kesimpulan
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa
dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian
besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat
adalah televisi. Televisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukkan berita dan hiburan melalui format tayangan infotainment. Sehingga substans berita hilang dan bahkan menyimpang.
Hal ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.
Media komunikasi terutama media massa ditentukan oleh manusia yang
menguasai dan menanganinya. Dalam hal inilah pentingnya pemahaman etika
komunikasi. Dalam hubungan ini pemerintah dari suatu negara dimana media massa
itu beroperasi tidak segan-segan mengambil tindakan manakala media massa
bersangkutan merusak masyarakat, misalnya merusak moral, menimbulkan keonaran,
dan sebagainya
3.2.
Saran
Televisi merupakan salah satu media massa yang memanjakan penonton dengan
cara menyajikan tayangan-tayangan yang sesuai dengan selera penonton. Tayangan-tayangan
tersebut semakin beraneka ragam dengan kemasan yang menghibur. Tetapi masih ada
program-program hiburan yang mengabaikan nilai-nilai dan etika, dan bertujuan
untuk menaikkan rating dan keuntungan semata. Karena itu kita berharap agar
pemilik media untuk mempertimbangkan moral dalam menayangkan berita
infotainment, mengontrol setiap program agar tidak mengabaikan kepentingan
masyarakat. pengawasan dari pemerintah dan lembaga terkait juga sangat
diharapkan untuk mewujudkan program-program hiburan yang mencerdaskan anak
bangsa.
DAFTAR
PUSTAKA
Aulia
Dwi Nastiti, Menjual Gosip Lewat Infotainment.
Diunduh dari https://www.scribd.com/doc/91799496/Mengupas-Tayangan-Infotainment-dari-Kerangka-Industri-Media
Anonimous, Pengertian Televisi Fungsi Sebagai Media Komunikasi
Massa dan Pengaruh Siaran Televisi, diunduh dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-televisi-fungsi-sebagai.html
Basuki, Ahmad, Nanda, Televisi dan Khalayak: Mengkritisi Dialog
yang Deterministik dan Monolog (Perspektif Filsafat Media) diunduh dari http://www.academia.edu/30840849/TELEVISI_DAN_KHALAYAK_MENGKRITISI_DIALOG_YANG_DETERMINISTIK_DAN_MONOLOG_PERSPEKTIF_FILSAFAT_MEDIA
Effendy, Onong Uchjana, (2000), Imu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakakti.
Strinati,
Dominic, (2007), Budaya Populer: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer,
Yogyakarta: Jejak.
Mursito , BM, Realitas
Infotainment di Televisi, diunduh dari http://www.jurnalkommas.com/docs/jurnal%20infotainment-mursito.pdf
Rahmanita Ginting, Sri Pratiwi,
(2017), Analisis Literasi Media Televisi Dalam Keluarga (Studi Deskriptif
Pendampingan Anak Saat Menonton Televisi Di Sd Islam Al Ulum Terpadu Medan), Channel,
Vol. 5, No. 2.