Minggu, 22 Juli 2018

ANALISIS DAMPAK INFOTAINMENT TERHADAP PERUBAHAN POLA PIKIR DAN PRILAKU MASYARAKAT (TINJAUAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI)


ANALISIS DAMPAK INFOTAINMENT

TERHADAP PERUBAHAN POLA PIKIR
DAN PRILAKU MASYARAKAT
(TINJAUAN DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI)



 

OLEH:

WIRZAINI
1720040023
wir_zaini80@yahoo.com
MATA KULIAH PSIKOLOGI KOMUNIKASI
DOSEN: Hj. RAHMANITA GINTING, MA, Ph.D
SEMESTER II TA 2017/2018

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2018









BAB I
PENDAHULUAN

1.1.        Latar Belakang Masalah
Media massa sebagai sarana untuk menyampaikan informasi kepada khalayak mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dewasa ini, masyarakat diterpa beragam media massa untuk memperoleh beragam informasi.
Morisson (2013) menyatakan media massa memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja dalam masyarakat dalam skala yang luas. Istilah media massa mengacu kepada sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun yang lalu tetap digunakan hingga saat ini seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi dan internet. McQuail (2000) menyatakan media massa memiliki sifat atau karakteristik yang mampu menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas, menjadikan media massa memiliki kekuatan yang kehadirannya sangat diperhitungkan. Peran media massa yang besar menyebabkan media massa telah menjadi universality of reach, bersifat publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media massa.
Morisson (2013) menyebutkan karakter media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Karakter media yang mampu menjangkau massa dalam jumlah yang besar dan luas, menjadikan media massa memiliki kekuatan yang kehadirannya sangat diperhitungkan. Salah satu media massa yang menjadi perhatian penting masyarakat sejak kemunculannya pertama kali adalah media televisi (TV). Setiap hari masyarakat diterpa oleh berbagai macam informasi yang disampaikan melalui televisi.
Hal ini semakin dipertegas dengan fakta yang dapat kita amati bahwa hampir seluruh rumah tangga di Indonesia telah memiliki televisi. Hingga, tak salah jika kita menyebut bahwa televisi merupakan media yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Meluasnya televisi salah satunya disebabkan oleh sifat televisi yang mudah dan murah untuk dikonsumsi. Untuk menikmati konten televisi, seseorang tidak butuh literasi khusus seperti media cetak yang mensyaratkan kemampuan baca. Konsumsi televisi juga dinilai efisien biaya karena seseorang tidak perlu membayar biaya khusus seperti ketika menonton film di bioskop.
Rahmanita Ginting (2017), Banyaknya stasiun televisi yang bermunculan mulai dari stasiun televisi swasta nasional sampai pada stasiun televisi swasta lokal, akan mempengaruhi pola menonton masyarakat kita dikarenakan pada satu stasiun televisi saja bisa menayangkan hampir lebih dari dua puluh program dalam satu hari. Dan hampir dari dua puluh program tersebut akan menghasilkan dan mentransfer ribuan informasi kepada masyarakat.
Salah satu tayangan hiburan yang paling marak mewarnai televisi Indonesia ialah tayangan infotainment. dilihat dari arti harfiahnya, infotainment sebenarnya merujuk pada dua kata, yaitu information dan entertainment. Akan tetapi, terdapat dua makna berbeda format antara di Indonesia dan di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat, terminologi infotainment  merujuk pada berita yang disampaikan sebagai hiburan (Creeber, 2001). Sedangkan infotainment di Indonesia lebih dipahami sebagai informasi tentang hiburan yang sifatnya ringan, trivial, dan sensasional. Acara yang sebagian besar isinya mengupas kehidupan selebritis itu pun identik dengan acara gosip karena sifatnya yang ringan, berita-berita yang dimuat cenderung sensasional, dan frekuensi penayangannnya yang tinggi.


1.2.        Rumusan Masalah
Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa masalah:
1.    Bagaimana dampak infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat?
2.    Bagaimana upaya untuk mengatasi pengaruh negatif dari infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat?
1.3.        Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan adalah:
1.  Untuk menganalisis bagaimana dampak infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat.
2.  Bagaimana upaya untuk mengatasi pengaruh negatif dari infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat.

1.4.        Manfaat Penelitian
Penulisan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita bagaimana dampak yang ditimbulkan dari infotainment terhadap pola pikir dan perilaku masyarakat dan apa upaya yang harus dilakukan jika terjadi dampak negatif dari infotaiment tersebut.
                                                                    

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.        Uraian Teoritis
Tesis Postman mengenai dampak televisi bagi perubahan budaya masyarakat tersebut tampak relevan jika kita berkaca pada apa yang dialami masyarakat Indonesia. Seiring dengan munculnya berbagai stasiun televisi swasta yang mengusung berbagai macam konten hiburan, tingkat konsumsi televisi masyarakat Indonesia semakin meningkat, hingga kini televisi menjadi media yang paling banyak dikonsumsi oleh konsumen media diIndonesia, sementara tingkat konsumsi media cetak terus menurun (Nielsen, 2009).
Terminologi infotainment pertama kali dikenal dalam indutri televisi Amerika Serikat pada tahun 1960-an (Gordon, 1999) Namun, seperti telah disinggung sebelumnya, format tayangan infotainment dipahami secara berbeda di negara asalnya, Amerika Serikat, dan diIndonesia. Di Amerika Serikat, infotainment  ialah tayangan berita (news) yang dikemas dalam format hiburan.

2.2.        Analisis
Perkembangan dunia hiburan berkembang pesat di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Perkembangan tersebut membuat media massa dan stasiun televisi menampilkan program-program yang menarik bagi pemirsa.
Infotainment merupakan salah satu program yang mewarnai televisi, bahkan menjadi tayangan hiburan paling menarik di Indonesia.  infotainment di Indonesia lebih dipahami sebagai informasi tentang hiburan yang sifatnya ringan, trivial, dan sensasional. Acara yang sebagian besar isinya mengupas kehidupan selebritis itu pun identik dengan acara gosip karena sifatnya yang ringan, berita-berita yang dimuat cenderung sensasional, dan frekuensi penayangannnya yang meningkat.
Manajemen media memang dituntut untuk memunculkan ide-ide kreatif mereka dalam menayangkan program di televisi, program-program kreatif yang dapat menaikkan rating. Akan tetapi mereka seharusnya juga mempertimbangkan norma-norma, nilai-nilai dari siaran itu sendiri, jangan hanya bertujuan untuk meraup keuntungan, namun di sisi lain terkadang mereka mengabaikan nilai dan etika.
.
BAB III
3.1.     Kesimpulan
Media massa telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa dewasa ini bahkan ketergantungan manusia pada media massa sudah sedemikian besar. Media komunikasi massa abad ini yang tengah digandrungi masyarakat adalah televisi. Televisi Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan mencampuradukkan berita dan hiburan melalui format tayangan infotainment. Sehingga substans berita hilang dan bahkan menyimpang. Hal ini disebabkan di antaranya oleh tekanan pasar yang makin meningkat.
Media komunikasi terutama media massa ditentukan oleh manusia yang menguasai dan menanganinya. Dalam hal inilah pentingnya pemahaman etika komunikasi. Dalam hubungan ini pemerintah dari suatu negara dimana media massa itu beroperasi tidak segan-segan mengambil tindakan manakala media massa bersangkutan merusak masyarakat, misalnya merusak moral, menimbulkan keonaran, dan sebagainya




3.2.        Saran
Televisi merupakan salah satu media massa yang memanjakan penonton dengan cara menyajikan tayangan-tayangan yang sesuai dengan selera penonton. Tayangan-tayangan tersebut semakin beraneka ragam dengan kemasan yang menghibur. Tetapi masih ada program-program hiburan yang mengabaikan nilai-nilai dan etika, dan bertujuan untuk menaikkan rating dan keuntungan semata. Karena itu kita berharap agar pemilik media untuk mempertimbangkan moral dalam menayangkan berita infotainment, mengontrol setiap program agar tidak mengabaikan kepentingan masyarakat. pengawasan dari pemerintah dan lembaga terkait juga sangat diharapkan untuk mewujudkan program-program hiburan yang mencerdaskan anak bangsa.









DAFTAR PUSTAKA

Aulia Dwi Nastiti, Menjual Gosip Lewat Infotainment. Diunduh dari https://www.scribd.com/doc/91799496/Mengupas-Tayangan-Infotainment-dari-Kerangka-Industri-Media
Anonimous, Pengertian Televisi Fungsi Sebagai Media Komunikasi Massa dan Pengaruh Siaran Televisi, diunduh dari http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-televisi-fungsi-sebagai.html
Basuki, Ahmad, Nanda, Televisi dan Khalayak: Mengkritisi Dialog yang Deterministik dan Monolog (Perspektif Filsafat Media) diunduh dari http://www.academia.edu/30840849/TELEVISI_DAN_KHALAYAK_MENGKRITISI_DIALOG_YANG_DETERMINISTIK_DAN_MONOLOG_PERSPEKTIF_FILSAFAT_MEDIA
Effendy, Onong Uchjana, (2000), Imu, Teori, dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra Aditya Bakakti.
Strinati, Dominic, (2007), Budaya Populer: Pengantar Menuju Teori Budaya Populer, Yogyakarta: Jejak.
Mursito , BM, Realitas Infotainment di Televisi, diunduh dari http://www.jurnalkommas.com/docs/jurnal%20infotainment-mursito.pdf
Rahmanita Ginting, Sri Pratiwi, (2017), Analisis Literasi Media Televisi Dalam Keluarga (Studi Deskriptif Pendampingan Anak Saat Menonton Televisi Di Sd Islam Al Ulum Terpadu Medan), Channel, Vol. 5, No. 2.



Sabtu, 07 Oktober 2017

Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sangat menakjubkan bergaya Masjid Nabawi Madinah.




Jumat, 08 September 2017

Aliansi Solidarity untuk Rohingya Gelar Teatrikal di Tepi Laut Gampong Jawa



Banda Aceh -  Aliansi Solidarity untuk Rohingya akan menggelar teatrikal di tepi laut Gampong Jawa arah menuju pelabuhan Ulee Lheue, Banda Aceh, Kamis (07/09/2017).